Dalam tulisan kali ini, izinkan saya mengutip salah satu
bahasan dari buku "Menyiasati Takdir berdasarkan Al-Qurandan Sunnah Nabi saw"
karangan Syaikh Ja'far Subhani, hal 40,tentang Pengaruh Perbuatan Manusia Terhadap Takdirnya.
Ayat-ayat AlQuran dan hadis-hadis yang sahih menunjukkan
bahwa manusia mampu mengubah perjalanan hidupnya dengan
perbuatan-perbuatan baik, amal shaleh, sedeqah, berbuat
baik kepada sesama manusia, silaturrahmi, pengabdian
kepada orang tua, istighfar, taubat, bersyukur terhadap
nikmat, dan lain sebagainya.
Semua perbuatan baik itu dapat mengubah perjalanan hidup
dan mengganti qadha' yang jelek menjadi qadha' yang baik.
Begitu juga sebaliknya.
Abu Hurairah meriwayatkan hadis dari Nabi saw,
"Tidak ada sesuatu pun yang dapat mengubah qadha
kecuali doa, dan tidak ada sesuatu yang dapat
memanjangkan umur kecuali kebaikan".
As-Suyuthi menuturkan riwayat dari Ali ra. Disebutkan
bahwa sesungguhnya dia bertanya kepada Rasulullah saw
mengenai ayat: Allah menghapuskan apa yang Dia kehendaki ....
Rasulullah saw menjawab, "Sesungguhnya aku akan membuat
dirimu dan orang-orang setelah diriku terbelalak dengan
penafsiran ayat tersebut. Sedeqah yang baik, berbakti
kepada kedua orang tua, dan berbuat kebajikan, dapat
menempatkan kebahagiaan sebagai ganti kesengsaraan,
serta dapat memanjangkan umur dan menjaga diri dari
pelaku kejahatan." (Tafsir Ad-Duur al-Mantsur jilid IV hal 66)
Masih tentang As-Suyuthi dalam kitab yang sama,
Al-Hakim menuturkan riwayat dari Ibnu Abbas ra.
Dia mengatakan, "Tidak perlu ada kekhawatiran tentang
takdir, sebab Allah swt menghapus
apa yang Dia kehendaki dengan adanya Do'a."
Karena itu, saudaraku,
marilah kita terus berlomba melakukan
perbuatan-perbuatan baik, walaupun
sebesar "biji zarrah".
Sebab perbuatan-perbuatan baik itu insyaAllah dapat
mengubah perjalanan hidup kita, nasib kita atau takdir kita,
memperpanjang umur dan mendapat kemudahan dalam rezeki.
Begitu pula sebaliknya, perbuatan-perbuatan buruk manusia
pasti akan diganjar dengan akibat yang jelek, kefakiran,
berkurangnya umur,dan segudang kesulitan lainnya.
Banyak sekali ayat Al-Qur'an al-Karim yang menjelaskan
pernyataan diatas. Misalnya saja,
"Allah telah membuat suatu perumpamaan (dengan) sebuah
negeri yang dahulunya aman lagi tenteram, yang rezeki nya
datang kepadanya melimpah ruah dari segenap penjuru.
Lalu (penduduk)-nya mengingkari nikmat-nikmat Allah.
Oleh karena itu, Allah mengenakan kepada mereka
"PAKAIAN" KELAPARAN dan KETAKUTAN, DISEBABKAN apa yang
selalu MEREKA PERBUAT. (QS. 16:112)
Allah swt juga berfirman,
"Sesungguhnya Kami telah menghukum (Fir'aun) dan kaumnya
dengan (mendatangkan) musim kemarau yang panjang dan
kekurangan buah-buahan, supaya mereka mengambil pelajaran
(QS. 7: 130)
Amirul Mukminin Ali bin Abi Thalib ra pun pernah
menyampaikan dalam khutbahnya,
"Aku berlindung kepada Allah dari dosa-dosa yang
mempercepat kematian"
Lalu berdirilah seorang bernama 'Abdullah bin al-Kawa'
Al-Yasykuri seraya berkata," Hai Amirul Mukminin! Apakah
betul dosa-dosa itu mempercepat kematian?
Amirul Mukminin menjawab, "Betul ... dan janganlah kalian
memutuskan hubungan silaturrahmi"
Kemudian beliau melanjutkan, "Kalau mereka memutuskan
tali silaturrahmi, maka harta kekayaan akan dialihkan
oleh Allah ke tangan orang-orang yang tidak baik".
Semoga Allah SWT senantiasa mencurahkan rahmat dan
kasih sayang Nya kepada kita, dan menguatkan hati kita
untuk selalu cenderung melakukan kebaikan.
Amin ya Allah ya Rabbal 'Alamiin
Wassalaam
0 Response to "Mensiasati takdir berdasarkan nash"
Post a Comment